POWER SUPPLY PASCAL PS1502A2


POWER SUPPLY PASCAL
D
i
s
u
s
u
n
Oleh :


RONALDO GINTING
0905042096
EK – 5C
polmed-2.jpg
PROGRAM  STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2011
BAGIAN I
PENJELASAN UMUM

PENGENALAN

Power Supply merupakan piranti / device elektronik yang didesain rangkaiannya untuk sebuah sistem kerja penghasil tegangan searah (Directing Current/DC).PSA Pascal Type 1502A ini menghasilkan tegangan DC yang variabel antara 0 – 20 Volt DC. Dengan vitur DUAL VOLTAGE , Power Supply ini mempunyai jangkauan tegangan yang lebih besar dan beban yang membutuhkan arus besar juga, untuk keperluan yang lebih spesifik dan keperluan laboratorium.

Chasis ( Penutup Atas & Bawah)
Piranti Power Supply ini didesain dengan Chasis yang terbuat dari bahan logam / kaleng,dengan ketebalan 1 mm. Ini dimaksudkan untuk kekuatan, ketahanan bentuk dan pelindung piranti dalam Power Supply Pascal dari benturan. Bagian atas dan kedua sisi Power Supply ini dilengkapi ventilasi udara untuk sirkulasi udara panas yang dihasilkan sistem pada saat bekerja.

.
Gambar 1: Power Supply Pascal Type PS 1502A2

PCB (Printed Circuit Board)
Semua rangkaian terintegrasi di PCB. Terkecuali komponen yang terdapat pada panel kontrol dan output. Dan beberapa Komponen yang terpasang diluar PCB dihubungkan dengan konektor kabel, dengan ujung terminal kabel tersolder pada PCB. Ini disebabkan komponen yang dimaksud membutuhkan pendingin (Heat Sink).

F:\New folder\Foto0838.jpg                                   F:\New folder\Foto0837.jpg

                                                (a)                                                                                                          (b)

Gambar 2: PCB   (a)tampak belakang
(b)tampak depan



Panel Depan & Belakang
Output utama dari Power Supply dan semua kontrol pengaturan tegangan terdapat di
panel depan.

Pada panel depan,terdapat :
·         Power Toggle Switch,switch toggle pilihan tegangan, switch pilihan arus.
·         Indikator power, indikator dropout,
·         Output terminal tegangan positif (+), negatif (-) dan ground.
·         Potensiometer pengaturan besar tegangan,
·         Voltmeter,dan
·         Amperemeter.

Sementara panel belakang,terdapat :
·         sebuah pendingin,dengan 2 buah komponen terpasang di badan pendingin tersebut.
·         Konektor 220VAC,
·         Fuse Holder, dan
·         Switch pilihan input tegangan jala-jala (110/220VAC).







URAIAN ELEKTRIK

Power Supply Pascal type 1504A2 membutuhkan :
tegangan jala-jala AC dengan pilihan tegangan input pada 110VAC dan 220VAC sesuai kondisi sumber tegangan yang tersedia.Dengan transformator CT sebagai penurun tegangan, output yang dihasilkan akan disearahkan oleh sebuah Dioda Rectifier.
Dengan 2 buah fiter yang berkapasitansi besar untuk menghasilkan output yang lebih murni.
Tegangan akan diregulasikan oleh Fixed Voltage Regulator untuk di-variabelkan oleh VR1
sebgai pengaturan besar tegangan output.
Bagian Voltage Follower akan menghasilkan tegangan dengan polaritas negatif terhadap
ground. Current Amplifier pada masing-masing jalur output akan menghasilkan arus yang
besar terhadap beban.
Untuk pengamanan beban berlebih masing-masing output terdapat Sensing Current (pendeteksi arus) sehingga tidak merusak blok rangkaian sebelumnya.


TAMPILAN DARI POWER SUPPLY PASCAL


Gambar: tampak depan


Gambar : tampak belakang

Gambar : tampak atas jika casis telah dibuka


Gambar : komponen yang terpasang pada power supply

SPESIFIKASI

Spesifikasi adalah suatu deskripsi terperinci dari karakteristik yang dikehendaki dari sebuah device,perlengkapan,system,produk atau proses.

TABEL 1


SPESIFIKASI

KETERANGAN

Jangkauan Tegangan Output
0 – 20V DC (+)
0 – 20V DC (-)
Pada pengesetan tegangan dengan VR1
Konsumsi Daya
± 20 Watt pada beban maximum
Waktu Tegangan Dropout
11,4 detik tanpa beban
Beban Arus
Max 10 A pada beban paralel
Kelas Alat Ukur pada Panel
2,5 (penggunaan umum)
Akurasi Tegangan Output
1% kesalahan pada tegangan > 10 Volt
(mengacu pada voltmeter di panel)
Karakteristik Fisik (mm)
270 x 246 x 167 (pxlxt)
Berat ±5,2 kg
Kebutuhan Tegangan Input
110 VAC / 220 VAC ±  10%, 50/60 Hz
Standard pada semua sambungan AC


Dalam hal ini,untuk mengetahui spesifikasi dari Power Supply tersebut berdasarkan pada pengetesan dengan kondisi yang baik.Dan spesifikasi ini tidak selamanya memenuhi nilai standarisasi tergantung kondisi pemakaian Power Supply.

BAGIAN II
TEORI OPERASI
POWER SUPPLY PASCAL TYPE: PSA 1502A2

Pada bagian II ini akan dibahas mengenai teori operasi bagaimana sistem bekerja,
termasuk data komponen dan blok diagram.

Blok-blok sistem tersebut terdiri dari:
§         TRANSFORMATOR
§         RECTIFIER
§         FILTER
§         FIXED VOLTAGE REGULATOR
§         VARIABLE VOLTAGE DEVIDER
§         NON INVERTING
§         FIXED VOLTAGE DEVIDER
§         VOLTAGE FOLLOWER
§         INVERTING AMPLIFIER
§         VOLTAGE COMPARATOR (3 Blok Sistem)
§         CURRENT AMPLIFIER (2 Blok Sistem)
§         LIMITTING CURRENT (2 Blok Sistem)

Dalam sistem keseluruhan terdapat 2 Blok Sistem yang sama, hal ini karena Power Supply Pascal memiliki dual voltage output.Blok sistem tersebut merupakan Comparator dan Current Amplifier.Di bagian ini setiap blok sistem akan dijelaskan tentang cara kerja sistem. Hal ini akan
berkaitan dengan cara perawatan dan perbaikan sistem apabila terjadi kerusakan sistem.Dengan mengetahui bagaimana setiap blok sistem bekerja akan mempermudah pengguna untuk menemukan sistem yang bermasalah dan dapat memperbaikinya.












SKEMA RANGKAIAN POWER SUPPLY PASCAL TYPE:PS 1502A2

M:\power supply pascal.bmp











































Table 2. COMPONENT LIST





Setiap blok system,telah dibagi dalam komponen yang termasuk didalamnya,yaitu:








TEST POINT
Selanjutnya akan dibahas informasi mengenai letak posisi TEST POINT pada rangkaian.Ini akan mempermudah pengguna untuk proses perbaikan.Dengan pengurutan Vout setiap test point kemungkinan blok sistem yang rusak akan lebih mudah untuk diperbaiki.

Tabel 3










BLOK DIAGRAM SECARA KESELURUHAN

BAGIAN III
TEORI DASAR DARI BLOK SISTEM



TRANSFORMATOR
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.













Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.


Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
http://bukhari.or.id/home/Stara/smpfisika/TRAFO/images/rumus_1.jpg
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformatorada dua jenis yaitu:
  1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
  2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
  1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
  2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
  3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
  4.  
http://bukhari.or.id/home/Stara/smpfisika/TRAFO/images/rumus_2.jpg Sehingga dapat dituliskan:http://bukhari.or.id/home/Stara/smpfisika/TRAFO/images/rumus_3.jpg












Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.

PENYEARAH (RECTIFIER)

Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Gelombang AC yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat dilihat dengan alat ukur CRO.
Rangkaian rectifier banyak menggunakan transformator step down yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan perbandingan transformasi transformator yang digunakan.
Penyearah dibedakan menjadi 2 jenis, penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh, sedangkan untuk penyearah gelombang penuh dibedakan menjadi penyearah gelombang penuh dengan center tap (CT), dan penyearah gelombang
penuh dengan menggunakan dioda bridge.
1) Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah yang paling sederhana, yaitu yang terdiri dari satu dioda. Gambar 1menunjukkan rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah gelombang memperoleh masukan dari sekunder trafo yang berupa tegangan berbentuk sinus, vi = Vm Sin t (gambar 1 (b)). Vm merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum.
Harga Vm ini hanya bisa diukur dengan CRO, sedangkan harga yang tercantum pada sekunder trafo merupakan tegangan efektif yang dapat diukur dengan menggunakan volt meter.
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal input berupa siklus
positip maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus negatip maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus. Bentuk gelombang tegangan input (vi) ditunjukkan pada (b) dan arus beban (i) pada (c) dari gambar 1.



Gambar 1. Penyearah Setengah Gelombang
(a) Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang;
(b) Tegangan Keluaran Trafo; (c) Tegangan Beban
Dalam perencanaan rangkaian penyearah, hal penting untuk diketahui adalah harga tegangan maksimum yang diijinkan terhadap dioda.
Tegangan maksimum ini sering disebut PIV (peak-inverse voltage) atau tegangan puncak balik. Hal ini karena pada saat diode mendapat bias mundur (balik) maka tidak arus yang mengalir dan semua tegangan dari sekunder trafo berada pada dioda. PIV untuk penyearah setengah gelombang, yaitu :

PIV=Vm







2) Penyearah Gelombang Penuh Center Tap
Gambar 2. (a) Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh
dengan Trafo CT; (b) Sinyal Input; (c) Arus
Dioda dan Arus Beban


Gambar 2 menunjukkan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan trafo CT. Terminal sekunder dari Trafo CT mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik
CT sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing-masing dihubungkan ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip maka D2 mendapat sinyal siklus negatip, dan sebaliknya.



3) Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dapat dijelaskan melalui gambar 3.

Pada saat rangkaian jembatan mendapatkan positip dari siklus sinyal ac, maka :
- D1 dan D3 hidup (ON), karena mendapat bias maju
- D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, dan D3. Apabila jembatan memperoleh siklus
negatip, maka :
- D2 dan D4 hidup (ON), karena mendapat bias maju
- D1 dan D3 mati (OFF), karena mendapat bias mundur sehingga arus i2 mengalir melalui D2, RL, dan D4.

Gambar 3. (a) Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh
Jembatan; (b) Sinyal Input; (c) Arus Dioda dan
Arus Beban

4) Rangkaian Rectifier Teregulasi
Tujuan dari penggunaan rectifier yang teregulasi adalah untuk mendapatkan tegangan keluaran yang konstan bila ada perubahan arus beban.


Penyearah ini menggunakan tambahan sebuah rangkaian regulator,yang berfungsi agar daya keluaran konstan. Komponen rangkaian terpadu (IC) untuk rangkaian penyerarah regulasi dapat digunakan sebagai rangkaian regulator. Dengan menggunakan IC Regulator akan berlaku Vi >Vo. Harga tegangan yang diserap oleh IC adalah sekitar Vo + 3 Volt atau (Vi Vo + 3 Volt).Untuk mendapatkan Vi Vo, perlu ditambahan transistor dalam konfigurasi emitor dengan harga Vo < Vi jika transistor dalam kondisi jenuh.

 




FILTER

Tahukah anda mengapa filter aktif dalam dunia elektronika semakin popoler ? Filter aktif disukai karena banyak keuntungannya dibanding filter pasif. Terutama karena murahnya harga Op-Amp sebagai komponen utama dari rangkaian filter aktif. Topik ini menjelaskan tentang peranan filter aktif pada system audioFilter adalah suatu alat yang memiliki fungsi untuk melewatkan frekuensi tertentu. Dan pengolahan sinyalnya dilakukan secara analog.
Rangkaian filter aktif tersebut bisa berupa Low Pass Filter , High Pass Filter, Band Pass Filter danBand Stop Filter
Macam-Macam Rangkaian Filter
  • Berdasarkan sifat penguatannya, filter bisa diklasifikasikan :
    • Filter aktif :
      1. Komponen penyusunnya : ohm-Amp,kapasitor,dan resistor.
      2. Keuntungannya : ukurannya yang lebih kecil, ringan, lebih murah, dan lebih fleksibel dalam perancangannya.
      3. Kekurangan : kebutuhan catu daya eksternal,lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan,dan frekuensi kerja yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik komponen aktifnya.
    • Filter pasif :
      1. Komponen penyusunnya : induktor,kapasitor,dan resistor.
      2. Kelebihan : dapat dipergunakan untuk frekuensi tinggi.
      3. Kekurangan : dimensi lebih besar daripada filter aktif.
  • Berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan, filter analog dibagi menjadi:
      1. LPF (Low Pass Filter)
      2. BPF (Band Pass Filter)
      3. HPF (High Pass Filter)
      4. BSF/BRF (Band Stop Filter/Band Reject Filter)
  • Berdasarkan bentuk respon frekuensi terhadap gain:
1.      Filter Bessel (Maximally Flat Time Delay)
2.      Filter Cauer (Eliptic)
3.      Filter Butterworth (Maximally Flat)
4.      Filter Chepyshev (Tchebycheff)
Filter-filter tersebut merupakan dasar untuk mendesain bermacam-macam kegunaan yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari yaitu :equalizer,crossover, dan lain-lain.
Rangkaian filter aktif tersebut dapat low pass filter,band pass filter,band pass filter,dan high pass filter.
Rangkaian berikut adalah gambar macam-macam rangkaian filter dan respon frekuensinnya.

1. Rangkaian low pass filter


2. Rangkaian high pass filter
3. Rangkaian band pass filter
4. Rangkaian band stop filter

Fungsi Rangkaian Filter
Low pass filter (LPF)
Low pass filter (LPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang frekuensinya berada dibawah frekuensi tertentu, diatas frekuensi tersebut (frekuensi cut off) sinyal akan diredam (FcoL).
High pass filter (HPF)
High pass filter (HPF) berfungsi meneruskan sinyal di atas frekuensi cut off sedangkan yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH)








Band pass filter (BPF)
Band pass filter (BPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang berada diantara dua frekuensi tertentu saja.
Band stop filter (BSF)
Band stop filter (BSF) atau band reject filter (BRF)adalah kebalikan dari band pass filter yaitu menghilangkan frekuensi yang ada diantara dua buah frekuensi tertentu.









Fixed Voltage Regulator

L7812CV 12V 1.5A Voltage Regulator

Regulator  tegangan tetap secara permanen tersedia yang tidak memerlukan resistor - tegangan keluaran secara internal tetap. L7800 Series yang positif regulator tegangan output dapat menangani arus sampai 1.5 Amps, dan regulator yang tersedia dengan tegangan output dari 5, 5.2, 6, 8, 8.5, 9, 12 *(digambarkan di atas), 15, 18, dan 24 Volts.
* Beberapa volt yang dijatuhkan (misalnya hilang) dalam regulator, regulator 12V sehingga tidak dapat digunakan dapat dipercaya dengan baterai 12V bank untuk mendapatkan ouput tetap 12V.
Ini regulator tetap tersedia dengan harga murah dan sangat mudah digunakan dalam praktek.
The "78xx" seri (7805, 7812, dll) mengatur  tegangan positif sedangkan "79xx" seri (7905, 7912, dll) mengatur tegangan negatif. Sering kali, dua digit terakhir dari nomor perangkat adalah tegangan keluaran; misalnya, 7.805 adalah +5 V regulator, sementara 7.915 adalah -15 V regulator. Seri 78xx IC yang dapat memasok sampai 1.5 Ampere, tergantung pada model.










Voltage divider
Kedua resistor pembagi tegangan sering digunakan untuk memasok tegangan yang berbeda dari yang tersedia baterai atau catu daya. Dalam aplikasi tegangan output tergantung pada hambatandaribebanitu.drive.

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/HBASE/electric/imgele/voldiv.gif


dimana:
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/HBASE/electric/imgele/voldiv2.gif


Pembagi tegangan adalah rangkaian dasar yang sangat penting, dan menjelajahi perhitungan di atas dengan berbagai nilai dapat memberikan informasi tentang sejumlah besar rangkaian praktis aplikasi.
Salah satu pertimbangan praktis adalah bahwa nilai yang lebih besar R2 dibandingkan dengan R1 akan memberikan tegangan output yang lebih besar. Tetapi jika Anda resistansi beban RL lebih kecil dari R2,
Anda akan mengurangi output tegangan dan memerlukan arus yang lebih besar dan total daya dari catu daya. Anda akan menemukan eksplorasi atas bahwa untuk suatu set nilai untuk pembagi tegangan (R1 dan R2), Anda akan mendapatkan lebih banyak daya ke beban jika Anda mengurangi resistor beban RL tetapi datang dengan mengorbankan saat ini dan kekuasaan yang lebih tinggi dari daya.
Catatan:
Untuk menghindari berurusan dengan begitu banyak sirkuit pendek, pembagi resistor dengan nilai nol akan default ke 1 ketika tegangan berubah dan beban akan default ke 1000.Mereka dapat diubah kembali ke nilai nol jika Anda ingin menjelajahi efek sirkuit pendek. Ohms ditandai sebagai unit perlawanan, namun kilohms lebih umum dan tentu saja perhitungan adalah sama.

Operational Amplifier

Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik) negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite).
Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :

Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i= 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.

Inverting amplifier
Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada namanya, pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik negatif di bangun melalui resistor R2.

http://www.electroniclab.com/images/stories/LabAnalog/inverter.jpg
gambar 1 : penguat inverter

Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v+ = 0. Dengan mengingat dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v- = v+ = 0. Karena nilainya = 0 namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v- pada rangkaian ini dinamakan virtual ground.
Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada R1 adalah vin – v- = vin dan tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout – v- = vout. Kemudian dengan menggunakan aturan 2, di ketahui bahwa :
iin + iout = i- = 0, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.
iin + iout = vin/R1 + vout/R2 = 0
Selanjutnya
vout/R2 = - vin/R1 .... atau
vout/vin = - R2/R1
Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka dapat ditulis
http://www.electroniclab.com/images/stories/LabAnalog/g_invt.jpg…(1)
Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

Non-Inverting amplifier
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

http://www.electroniclab.com/images/stories/LabAnalog/noninvert.jpg
gambar 2 : penguat non-inverter

Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang ada, antara lain :
vin = v+
v+ = v- = vin ..... lihat aturan 1.
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout = (vout-vin)/R2. Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1.
Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :
iout + i(-) = iR1
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya, maka diperoleh
iout = iR1 dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh
(vout – vin)/R2 = vin/Ryang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
vout = vin (1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka didapat penguatan op-amp non-inverting :
http://www.electroniclab.com/images/stories/LabAnalog/g_noninvt.jpg… (2)

Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-inverting op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108 to 1012 Ohm.

Fixed Voltage Divider

[divider.JPG]
Dalam pembagi tegangan, tegangan yang diukur pada titik yang sama dari dua resistor, Vout, adalah fungsi dari tegangan input, Vin (5 Volts dalam kasus ini), dan nilai-nilai dari dua resistor, R1danR2.Tegangan ini dapat dihitung menggunakan Hukum Ohm, V = I × R.
Saat ini, tegangan mengalir melalui rangkaian yang ditunjukkan dalam diagram, adalah Vin / R1 + R2 (dihitung dengan menggunakan aturan bahwa resistansi seri tambahkan). Kemudian Vout, jatuhteganganpadaR2,adalahR2×i,yangmenghasilkanhasil:

Vout = Vin (R2 / R1 + R2)



Dalam aplikasi, misal R1 mempunyai nilai tetap atau konstan (seperti yang ditunjukkan pada gambar, sedangkan R2 adalah variabel resistansi yang dihasilkan oleh sensor.
Vin adalah tegangan positif pasokan, tetap pada Vin 5 volt. Dengan demikian sinyal Vout dapat langsung dihitung dari R2, maka sensor resistif. Dari melihat persamaan, mudah untuk melihat bahwa jika R2 besar sehubungan dengan R1, tegangan keluaran akan menjadi besar, dan jika R2 kecil sehubungan dengan R1, tegangan keluaran akan menjadi kecil. Minimum dan nilai-nilai tegangan maksimum yang mungkin adalah 0 dan 5 Volt.




Voltage Follower


Ada kasus khusus non-whish konfigurasi penguat pembalik sering digunakan dalam sirkuit audio untuk mengisolasi sinyal dalam perangkat. Dalam kasus ini, umpan balik''`` resistor memiliki nilai 0 $ \ Omega $ - Kawat. Kami juga menghilangkan hubungan antara masukan pembalik tanah kaki dan pesawat. Resistor ini diperlukan karena pengaturan secara efektif nilai Rf ke 0 $ \ Omega $ membuat persamaan gain segera pergi ke 1. Mengubah nilai R1 tidak akan berpengaruh pada keuntungan, apakah itu yang tak terbatas atau terbatas, asalkan tidak 0 $ \ Omega $ .Menghilangkan resistor R1 membuat nilai gain tak terhingga.
Sirkuit ini akan memiliki output yang identik dengan tegangan intput, oleh sebab itu disebut tegangan pengikut (juga dikenal sebagai penyangga) karena mengikuti level sinyal.Pertanyaannya kemudian adalah, `` apa gunanya itu?''Yah, itu sangat berguna jika anda ingin mengisolasi sinyal sehingga apa pun yang Anda menghubungkan output dari sirkuit tidak berpengaruh pada rangkaian itu sendiri.

III-2.TEORI KERJA BLOK-BLOK SISTEM


Pada bagian ini akan diterangkan bagaimana sebuah blok sistem bekerja serta
integrasinya dengan blok sistem rangkaian lain.

TRANSFORMATOR

Pada rangkaian power supply pascal ini digunakan transformator step down dengan CT.
Pada bagian transformator ini tegangan 220 Vac diubah menjadi pada bagian
sekundernya. Bila tegangan AC diberikan pada lilitan primer, maka tegangan tersebut
akan diinduksikan pada lilitan sekundernya. Besar tegangan pada lilitan sekunder
ditentukan oleh banyaknya lilitan pada bagian primer dan pada bagian sekundernya.

RECTIFIER

Blok sistem ini berfungsi untuk mengubah tegangan bolak–balik menjadi tegangan
searah disebut penyearah Pada power supply pascal ini jenis penyearah yang digunakan
adalah penyerah jembatan dengan transformator menggunakan titik tengah (CT). Pada
penyearah jembatan ini digunakan sebuah dioda bridge (sama dengan menggunakan 4
buah dioda) yang setiap waktunya hanya dua dioda yang aktif.
Penyearah jembatan ini merupakan suatu penyearah gelombang penuh, dan ini paling
banyak digunakan sebagai sumber daya untuk rangkaian-rangkaian elektronika. Rectifier
yang terdapat di sistem power supply pascal ini adalah sesuai gambar berikut:
Gambar 7. Dioda Penyearah Jembatan


Cara kerja dari dioda penyearah jembatan ini adalah pada saat setengah gelombang
positif yang pertama maka arus akan mengalir dari V1, D1, D3 dan kembali ke V2. Dalam
hal ini dioda D1 dan D3 mendapat bias forward, oleh sebab itu arus beban mengalir ke
arah kiri.

Sedangkan pada saat setengah gelombang negatif D1 dan D3 akan tertutup karena
mendapat tegangan terbalik dan dioda D2 dan D4 akan konduksi. Pada saat ini arus akan
mengalir dari V1, D4, D2 dan kembali ke V2.Dalam hal ini dioda D4 dan D2 dibias forward
karena input dari dioda tersebut negatif. Oleh karena itu arus beban ke arah kiri juga.
Karena arus beban pada kedua kondisi mempunyai arah yang sama maka tegangan pada
beban merupakan sinyal gelombang penuh.
Penyearah ini mempunyai ripple Factor sebesar 0,482.
Tegangan DC tanpa beban adalah :
Vdc =
Dimana :
Vdc = tegangan beban rata-rata
Vp = tegangan puncak

Sedangkan frekuensi keluarannya adalah :

Fout = 2 F in

F I L T E R

Rangkaian filter digunakan untuk mendapatkan faktor ripple yang kecil. Pada rangkaian
digunakan filter kapasitor dimana filter kapasitor digunakan untuk beban yang kecil.
Ketika dioda konduksi muatan kapasitor diisi hingga mencapai maksimum, maka dioda
akan off. Saat dioda off, kapasitor akan membuang muatannya melalui beban sampai
tegangan pada lilitan sekunder lebih besar dari tegangan kapasitor.
Gambar9. Rangkaian Filter

Ketika tegangan lilitan sekunder lebih besar dari tegangan kapasitor, dioda akan konduksi dan mengisi kapasitor.Untuk arus beban yang rendah tegangan output akan hampir sama dengan Vm.
Bila arus beban tinggi, pengosongan kapasitor akan lebih cepat dan mengakibatkan ripple yang besar dan Vout DC lebih kecil.

FIXED VOLTAGE REGULATOR

Pada perangkat elektronika catu daya merupakan suatu hal yang sangat penting dan catu daya yang stabil sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kerja sistem yang digunakan. Output dri transformator yang disearahkan dengan penyearah jembatan merupakan tegangan DC, tetapi tegangan DC hasil penyearah maih berubah-ubah sesuai variasi beban. Setelah variasi itu diratakan dengan filter melalui kapasitor dengan kapasitas besar maka keluaran dari kapasitor tersebut distabilkan dengan menggunakan IC regulator.
Regulator ini memiliki 3 buah kaki yang sebagai IN, GND dan OUT. Prinsip dari regulator ini besar tegangan input yang diberikan (tidak boleh lebih dari 35 V) maka tegangan yang akan dikeluarkannya tetap sekitar 5 volt , akan tetapi bila saja diberikan tegangan IN yang lebih kecil dari 5 volt maka tegangan yang dikeluarkan tidak sebesar 5 V melainkan tegangan yang keluar adalah sebesar tegangan input tersebut.
IC regulator yang biasa digunakan adalah IC regulator yang menggunakan tipe 78XX. IC ini tersedia dengan tegangan keluaran 5-24 Volt dengan arus keluaran yang bervariasi dari 100 mA-1A. Untuk IC 7805 batas tegangan masukan yang tersedia adalah 7.5-20 Volt dengan tegangan keluaran 5 Volt dan arus keluaran 1A. IC Regulator mempunyai tiga terminal yaitu input, output dan ground. Kapasitor pada output berfungsi untuk mempebaiki respon transien dan menjaga impedansi tetap rendah pada frekuensi tinggi. Regulator 7805 mempuyai rangkaian on-chip untuk mencegah kerusakan akibat pemanasan yang berlebihan atau arus beban terlalu besar. Chip ini hanya memutuskan arus dan tidak terbakar. Sebagai tambahan rangkaian onchip mencegah pengopersian diluar kerja transistor yang aman dengan menurunkan arus output yang tersedia untuk diferensial tegangan input yang besar.

Gambar : Rangkaian Fixed Voltage Regulator
Setelah dilakukan pengukuran pad blok voltage regulator ini besarnya tegangan yang keluar pada titik TP -3 = 5.2 V. Jika pada saat pengukuran tidak diperoleh tegangan keluarannya atau tegangan yang dihasilkan sangat kecil atupun menyimpang dari yang seharusnya maka kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah pada IC regulator tsb , bisa jadi kemungkinan lain disebabkan karena tidak ada tegangan input yang masuk IC tsb dengan begitu kita harus memeriksa blok berikutnya apakah hasil pengukuran sudah sesuai atau tidak.

VARIABLE VOLTAGE DEVIDER

Potensiometer dirancang untuk memberikan suatu perubahan resistansi yang banyak selangkah demi selangkah dengan merubah tapnya. Dan sering pula dirancang untuk memberikan suatu perubahan yang kontiniu. Potensiometer dibuat dengan berbagai macam bentuk untuk pemakaian industri, perdagangan dan militer. Potensiometer yang sering disebut dengan POT merupakan suatu variabelresistor yang mempunyai 3 terminal. Besarnya resistansi maksimum dipasang pada kedua terminal tegangan sumber. Dengan lengan variabelnya digunakan unutuk mendapatkan pembagian tegangan antara ujung terminal bawah dan terminal tegangannya ataupun terminal atas dan terminal tegangan.
Gambar : Rangkaian Variable Voltage Devider

Pada power supply pascal ini perubahan yang dibutuhkan atau pembagian terhadap tegangan dilakukan untuk sistem berikutnya. Perubahan yang terjadi yaitu perubahan secara linier.Voltege divider merupakan pembagi tegangan, dimana pada bagian blok rangkain ini tegangan yang diperolah bersumber dari tegangan pada TP-3. Yang digunakan sebagai pembagi tegangan adalah berupa potensio/Vr-1 yang dapat diatur level atau besar resistansinya , sehinggqa dihasilkan tegangan yang bervariasi tetapi batas maksimum adalah 5 volt. Dari pengukuran yang telah dilakukan , pada blok ini diperoleh bahwa titik Tp-4 =5.2 V. Tegangan yang dihasilkan pada TP-4 akan dijadikan input atau pencatu pada blok berikutnya yaitu blok Non Inverting amplifier.

NON INVERTING AMPLIFIER

Power supply pascal menggunakan sebuah blok sistem Inverting Amplifier yang berfungsi sebagai penguat tegangan dari hasil pembagian blok sistem Variable Voltage devider. Pada penguat non inverting ini tidak terjadi perbedaan phasa antara sinyal input dan sinyal output. Nilai R3 sama dengan R1 // R2 (R1 paralel R2) dan mempunyai fungsi yang sama dengan R3 pada rangkaian invrting amplifier yakni mengurangi perbedaan arus bias antara inverting input (-) dan non inverting input (+) sehingga semakin tambah kestabilannya.

Gambar 13. Penguat Non – Inverting

Sebuah penguat non inverting cenderung bekerja sebagai penguat tegangan yang sempurna yang memiliki impedansi masukan tak berhingga, impedansi keluaran nol, dan bati tegangan yang konstan. Dari rangkaian diatas diperoleh bahwa :

i = Vin – I . Rin
Dan tegangan keluarannya adalah :
Vout = I(Rin + Rf) * Vin

AV = Vout / Vin =( 1(Rin+Rf) / Rin)

Dari rumusan diatas kita akan mencari berapa besar penguatan yang terjadi pada blok non inverting amplifier ini,dimana :

Diketahui :                      
Rf = RA = 2.7K
R1 = RB = 820 Ohm
Vin = VTp-4 = 5 V
Av = RA/RB = 4.29x
Dan                      
VTp-5  = VTp-4 .Av
            = 5 . 4,29 = 21,45 V







FIXED VOLTAGE DEVIDER
Blok sistem ini merupakan pembagi tegangan yang sama prinsipnya dengan Variable Voltage Devider .Namun perbedaanya hanya adalah nilai tegangan output yang konstan/ tetap karena tidak ada perubahan nilai resistansi sebagai pembagi tegangannya. Besar tegangan output adalah sebesar R2 berbanding R1 + R2 dikalikan dengan tegangan input pada pin R1

Gambar :Rangkaian Blok Sistem Fixed Voltage Devider
Pada blok sistem Fixed Voltage Devider nilai tegangan output adalah:

Vout=(R2 / (R1+R2)) * Vin

Sesuai persamaan diatas maka didapatkan Vout :

(1,2 KΏ / 1,2KΏ + 8,2KΏ) * Vin = 0,12 Vin


VOLTAGE FOLLOWER

Jika Vout dari op-amp dihubung langsung ke pin input (-), sementara Vi diberikan ke input (+) maka rangkaian ini akan menjadi pengikut tegangan (voltage follower). Nama lain dari rangkaian ini adalah penyangga atau buffer. Adapun rangkaian penguat voltage follower ini, penguatan yang terjadi bukanlah penguatan terhadap tegangan tetapi penguatan yang terjadi adalah penguatan arus.






Pada gambar rangkaian penguatan,Eout = Ein yang berarti bahwa tegangan yang keluar sama dengan tegangan yang masuk. Nilai Zin pada rangkaian ini besar, sedangkan Zout kecil. Prinsip dari voltage follower ini adalah ia akan mengeluarkan tegangan out sebesar tegangan input yang diberikan padanya sehingga Vout=Vin. Dan ternyata dari hasil pengukuran pada titik Tp-7 diperoleh bahwa

Vtp-7 = 2.7 V.
Dari hasil pengukuran diatas sesuaia dengan teori yang berlaku yaitu

VTP-7=VTP-6.

INVERTING AMPLIFIER

Pada penguat inverting ini, besar penguatan yang terjadi adalah :

Av = (- R1 / R2)

Tanda negatif disini menandakan terjadi pembalikan fasa sejauh 180 antara sinyal inputdan siyal output. Gambar di bawah ini memperlihatkan penguat inverting yang berarti tegangan masukan menjalankan masukan dengan pembalikan dari op-amp melalui tahanan seri R1. Resistor R3 berfungsi untuk mengurangi perbedaan arus bias antara inverting input (-) dan non inverting input (+), sehingga kestabilan akan bertambah.







Pada penguatan non inverting yang digunakan adalah type LM 324. Adapun bentuk dari
rangkaian non inverting ini adalah :
Gambar :Rangkaian Blok Sistem Non Inverting Amplifier

Dari rangkain diatas diperoleh bahwa :
Vi = Vin – I.R1

Dan tegangan keluarannya adalah :
Vout = I(R1 + Rf)

Dari rumusan diatas besar penguatan yang terjadi pada blok non inverting amplifier
ini,dimana :
Rf = RA = 2.7K

R1 = RB = 820 Ohm

Vin = VTp-4 = 5 V

Av = RA/RB = 4.29x

Dan VTp-5 = VTp-4 .Av

= 5 . 4,29

=21,45 V









VOLTAGE COMPARATOR

Komparator adalah sebuah rangkaian dengan dua tegangan masukan (yang non inverting dan inverting) dan satu tegangan keluaran. Komparator digunakan untuk membandingkan suatu tegangan dengan tegangan lain untuk melihat mana yang lebih. Apabila tegangan masukan non inverting lebih besar dari tegangan inverting maka komparator menghasilkan tegangan keluaran yang tinggi. Bila tegangan masukan yang non inverting lebih kecil dari tegangan inverting maka tegangan keluarannya rendah.Dalam Sistem rangkaian Power Supply PASCAL ini menggunakan 3 buah comparator dengan sistem kerja yang berfungsi berbeda. Ketiga Blok sistem comparator tersebut ialah:

POSITIF VOLTAGE COMPARATOR
NEGATIF VOLTAGE COMPARATOR
DROP OUT VOLTAGE COMPARATOR

Prinsip Comparator dan Gelombang outputnya adalah seperti gambar berikut :
POSITIVE VOLTAGE COMPARATOR
Rangkaian ini bergfungsi untuk membadingkan antara tegangan hasil penguatan blok Non Inverting Amplifier terhadap tegangan Umpan Balik dari Vout. Hasil pembandingan ini akan mempengaruhi tegangan output dari Op-Amp yang digunakan dalam sistem Comparator ini untuk selanjutnya mengendalikan Penguat Arus. Salah satu input dari comparator ini adalah umpan balik (Feed Back). Umpan Balik ini berfungsi sebagai tegangan refrensi dari output untuk mengontrol tegangan output agar tidak terjadi output error.









Blok sistem tersebut adalah:
Gambar Blok Sistem Positif Voltage Comparator
NEGATIVE VOLTAGE COMPARATOR
Blok sistem rangkaian ini juga memiliki fungsi yang sama dengan Comparator lainnya hanya saja untuk blok sistem Negatif.




DROP OUT VOLTAGE COMPARATOR
Blok sistem ini berfungsi untuk memberikan indikasi jika terjadi penurunan tegangan yang drastis pada waktu xt. Biasanya penurunan tegangan sesaat ini terjadi karena :
·         Terjadi beban berlebih pada output, atau Short Circuit maka Comparator output ini akan memberikan indikasi dropout Voltage pada sebuah Led yang terpasang pada output comparator.
·         Jika output tidak terpasang beban, pada saat Power supply dimatikan maka akan terjadi pengosongan tegangan pada Power supply yang disimpan di Kapasitor Filter.
Waktu pengosongan kapasitor telah tertera pada Spesifikasi alat dibagian I.

Rangkaian blok sistem Drop Out Voltage Comparator adalah :


CURRENT AMPLIFIER
Current Amplifier merupakan blok sistem yang sistem yang berfungsi untuk menaikkan nilai arus. Current Amplifier ini terdiri dari 2 buah pasangan Transistor yang biasa disebut pasangan Darlington. Penguat Arus ini terdapat pada masing-masing Jalur tegangan, Positif dan negatif. Penguatan pada output adalah sebesar sebesar penguatan Transistor A dengan
Transistor B. Penguatan ini disimbolkan dengan hfe .
Dimana penguatan didapatkan dari:

hfe = Ic / Ib

hfe* = hfeQ1.hfeQ2

Rangkaian Pasangan Darlington yang berfungsi sebagai Penguat Arus ini adalah :
POSITIVE CURRENT AMPLIFIER
NEGATIVE CURRENT AMPLIFIER.
LIMITTING CURRENT

Merupakan Blok sistem yang berfungsi untuk memberikan proteksi terhadap sistem dan beban. Sistem proteksi ini terjadi apabila Arus yang melewati output melibihi kesanggupan sistem atau terjadi beban lebih atau bahkan Short Circuit.
Pada blok Limitting Current ini terdapat sebuah Resistor Wirewound dengan daya yang besar untuk menahan besar arus yang cukup besar. Dengan kata lain blok sistem ini berfungsi sebagai
sekering elektronik sebagai pengaman sistem dan beban.
Pada blok sistem ini juga terdapat sebuah subsistem yang berfungsi sebagai saklar elektronik. Saklar elektronik ini terdiri dari sebuah transistor dan 2 buah resistor yang berfungsi sebagai pembagi tegangan untuk menghasilkan VbeQ (Vbe = 0.7V).
Maka jika terjadi Arus lebih, Tegangan dan arus yang tertahan di resistor akan memberikan tegangan ke Pembagi tegangan sehingga Transistor on dan tidak akan mengalir ke komparator sebagai bentuk Proteksi terhadap rangkaian.
BAGIAN IV. PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Pada bagian ini akan diberikan informasi mengenai tindakan perawtan dan perbaikan pada sistem. Ini bertujuan untuk mempertahankan sistem agar lebih tahan lama dengan parameter kerja standar yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan. Untuk perawatn sistem telah deisebutkan beberapa dibagian I & II. Tentang kodisi lingkungan Operasi dan Instalasi agar tidak terjadi kesalahan.
Di bagain ini akan diberikan informasi mengenai MTBF atau “ Mean Time Before Failure”atau waktu sebelum terjadi kerusakan. MTBF merupakan sebuah perhitungan Matematis Elektronis yang menggunakan nilai standarisasi komponen yang digunakan. Perhitungan ini didasarkan kepada bahan dasar pembuatan komponen yang digunakan. Dan jumlah komponen yang digunakan dan pada tipe yang sama atau berbeda. Termasuk jumlah sambungan pada panel dan PCB juga akan diperhitungkan.
Makin banyak suatu sistem menggunakan komponen maka akan semakin besar pula kemungkinan Failure timenya akan terjadi cepat.Perlu dicatat oleh pengguna bahwa MTBF merupakan sebuah ramalan testing waktu rata-rata sebuah sistem bekerja sebelum mengalami kegagalan.
Pada tabel berikut akan diberikan informasi komponen dengan Failure Rate (Fr) dan MTBF total
dari sistem

TABEL 6. MTBF SISTEM

No
KOMPONEN
JUMLAH KOMPONEN(n)
Fr
n x Fr
SOLDER

SOCKET
1
R CARBON COMP
17
0,05
0,85
34

2
R WIRE WOUND

2
0,1
0,2

4


3
R VARIABEL

1

3

3

3


4
C CERAMIC
4
0,1
0,4
8

5
C ELEKTROLIT
6
1,5
9
12

6
TR MJE 3055
1
0,8
0,8
6

7
TR MJE 2955

1

0,8
0,8

6


8
TR BC 327

1

0,08

0,08
3


9
TR BC 337

1

0,08

0,08

3


10
TR BC 547

1

0,08

0,08

3


11
TR BC 557

1
0,08

0,08

3

12
IC LM 324
1
0,3
0,3
14
14
13
IC LF 353

1

0,3

0,3

8


14
IC 7805

1

0,3

0,3

3


15
D 1N4002
6

0,1
0,6
12


16
D RECTIFIER

4

0,5

2

8


17
LED

2

0,1

0,2
8


18
TRANSFORMATOR

3

0,4

1,2

8


19
SWITCH

4

0,1

0,4

24


20
PLUG
3

0.05

0,15

6


21
SOLDERAN

176

0,01
1,76



22
SOCKET
14
0,05
0,7



JUMLAH TOTAL
23,28



MTBF =  =  =  = 42.955,32646
menjadi :
 = 4,90357608
Jadi,
MTBF dari Power Supply Pascal =  4 tahun 10 bulan 25 hari 6  jam 53 menit
50  detik
Jadi Perhitungan kemungkinan kegagalan sistem akan terjadi pada:Perkiraan waktu MTBF tersebut diatas memberikan informasi kepada pengguna bahwa sistem akan mengalami kegagalan pada waktu tersebut diatas. Dan perkiraan waktu ini tidaklah 100% akurat. Kerusakan sistem bisa saja terjadi pada saat sebelum perhitungan MTBF atau sesudah MTBF tergantung pemakaian Alat dan perawatan, apakah sesuai atau tidak.





Flow Chart Perbaikan Power Supply Pascal PSA1504A2

Comments

Post a Comment